EXAMINE THIS REPORT ON AYAT ALKITAB TENTANG BERJUANG

Examine This Report on ayat alkitab tentang berjuang

Examine This Report on ayat alkitab tentang berjuang

Blog Article

Refleksi: Ayat ikonik ini berbicara tentang kehadiran Tuhan yang menghibur yang menuntun dan melindungi kita melalui cobaan hidup yang paling gelap.

Hasan dan Husein pun terperangah karena cara wudhu orang tua itu salah. Tentunya jika wudhu tidak sempurna, salat menjadi tidak sah. Hasan dan Husein ingin segera menegurnya, tetapi khawatir akan menyinggung perasaan orang tua tersebut.

” Sayyidah Fatimah menjawab, “Mengapa kamu berkata demikian wahai anakku?” Husain menjelaskan kerana cemburunya, “datuk sering mencium bibir Hasan sedangkan saya datuk hanya mencium pada lehernya.”

Lelaki itu berusia sekitar fifty eight tahun. Pada hari kesepuluh bulan Muharram, di tahun sixty one H, selepas menunaikan shalat subuh, dia bergegas keluar tenda dan menaiki kuda kesayangannya. Pria itu menatap pasukan yang tengah mengepungnya. Mulailah dia berpidato yang begitu indah dan menyentuh hati:

"Lalu ia berkata kepada mereka: "Pergilah, makanlah yang berlemak dan minumlah anggur yang manis, dan kirimkanlah buah nipah sebagian kepada siapa saja yang tidak mempunyai apa-apa, sebab hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita. Dan janganlah bersedih hati, sebab sukacita Tuhan adalah kekuatanmu."

Rasulullah noticed sangat menyayangi kaum kerabat baginda. Dimana Rasulullah SAW akan menunjukkan kasih sayang kepada ahli keluarganya dengan cara yang baik iaitu dengan mencium mereka.

you are able to email the internet site owner to allow them to know you were blocked. make sure you include things like That which you were accomplishing when this page arrived up as well as the Cloudflare Ray ID observed at the bottom of this website page.

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Berikut ini gambar ayat Yakobus one:17 untuk anda,

Refleksi: Dalam paradoks ini, kita belajar bahwa dengan mengakui kerentanan kita, kita benar-benar mengalami kekuatan dan kasih karunia Tuhan, mengubah pergumulan kita menjadi sumber kekuatan ilahi.

  Semakin kita mendengarkan firman Tuhan, iman kita bertumbuh, rohani kita semakin kuat, pengharapan kita semakin teguh di dalam Tuhan, dan kita semakin mengerti cara dan karya Allah bagi keselamatan kita.

Refleksi: Nasihat untuk menemukan kekuatan kita di dalam kekuatan Allah ini mendorong orang-orang percaya untuk mempersenjatai diri mereka dengan kekuatan ilahi dalam menghadapi peperangan hidup.

Bagi para Muslim yang gugur di medan perang dan berjuang tanpa pamrih, kematian mereka dianggap sebagai syahid dan merupakan bagian dari jihad yang mulia.

Lebih lanjut lahi, penduduk Irak mengirimi beliau banyak surat yang isinya adalah membujuk beliau agar menjadi pemimpin mereka. 

Refleksi: Perikop ini menyoroti peran Tuhan sebagai sumber segala penghiburan dalam pencobaan kita, memberdayakan kita untuk memberikan penghiburan tersebut kepada orang lain dalam pergumulan mereka.

Report this page